Kamis, 8 Mei 2014

Pagi ini aku bangun dengan perasaan yang gelisah. Setelah tanpa alasan kupandangi sebuah titik dalam ruangan selama beberapa saat, entah mengapa kuteringat dengan sebuah kejadian kecil di masa lalu. Karena pandanganku yang maskulinis, aku didebat oleh seorang perempuan yang tidak berdusta ketika kukatakan dia sangat cantik. Dia berbicara dan berbicara. Aku lupa seberapa cerdas dia ketika itu, karena aku memiliki dua alasan untuk melupakannya. Yang pertama adalah karena aku terpesona dengan apa yang kulihat, bukan kudengar. Yang kedua adalah seperti apa yang kukatakan setelah dia selesai bicara, ‘aku tak berdebat dengan perempuan.’ Mengapa kita, padahal kita adalah lelaki dan perempuan, berdebat? Mengapa kita tidak, Sayang, melakukan satu-satunya yang diamanatkan alam kepada kita, yaitu saling mencintai? Tetapi dia tersinggung dan semakin benci kepadaku. Dia tak mendapatkan kemenangannya dan aku tak mendapatkan cintaku… Di situlah kami berpisah di satu titik dari kehidupan yang tak terbatas…